Kota,
Korsum
Progam koperasi
sejatinya menjadi prioritas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara
adil dan merata sehingga terasa adanya sentuhan pemerintah. Namun industri perdagangan
baik diluar maupun didalam wadah UMKM lebih besar pedagang kecil ketimbang
pedagang besar.
“Tapi hingga saat ini,
data ril para pelaku usaha kecil itu belum diperoleh sehingga sulit untuk dibidiknya. Saya berharap kedepan, data riil usaha kecil
itu dapat diperoleh secara kelompok dengan berbagai jenis usaha. Mereka modal, tapi tentu sangat
terbatas sehingga sulit akan berkembang,” kata Kepala Disperidag Dikky S Rubiana,
di ruang kerjanya, Senin kemarin (22/8).
Para pelaku usaha kecil,
katanya lagi, perlu dibantu permodalan agar lebih berkembang dibidang usahanya.
Namun bagi siapa pun kepala Disperindagnya, program tersebut tidak dapat
dilaksanakan bila data riil-nya belum diperoleh secara akurat.
Saat ini, Disperindag
harus punya alokasi anggaran untuk mendata usaha kecil menengah secara akurat
sehingga mudah dibidiknya. Meskipun data tersebut ada di BPS, namun data itu tidak
secara rinci. Disprindag sesuai tupoksinya
harus mendata secara rinci bila bicara soal data para pelaku usaha kecil.
“Contoh, pasar di
Sumedang ada 13 tapi yang aktif ada 9, ada yang mingguan dan ada yang harian.
Jika data riil itu belum diperoleh sementara anggaran diturunkan, maka akan ngaco karena dipastikan salah sasaran.
Namun jika sudah punya data, maka bisa menentukan langkah kedepan diantaranya
dibuat DED. Setiap pasar berbeda DED-nya
karena kluturnya berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, bila semua
pasar sudah punya DED-nya tinggal dijual, bisa ke pengembang, bisa ke provinsi
dan juga ke pusat. Namun Pemda harus merubah
mainset, meski pasar itu dibangun Pemda, tapi jangan dikelola Pemda. Tepatnya
oleh pihak ketiga secara MoU, supaya benar-benar dalam pengelolaannya.
“Maka disitu bisa disebut
adanya dunia usaha antara pemerintah dengan masyarakat pelaku usaha secara
sinergi. Disperindag harus lakukan itu hingga timbul adanya keberpihakan antara
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat,” tuturnya.
Sebab jika tidak
demikian, lanjut Dikky, banyak pasar yang mubazir seperti pasar Ujungjaya yang
saat ini cul tanpa prospek. Padahal,
dalam pembanguan pasar tersebut, pemerintah keluarkan anggaran hingga miliaran
rupiah.**[yf saefudin]
0 comments:
Post a Comment