Darmaraja,
Korsum
Rawan pangan
di wilayah relokasi Orang Terkena Dampak (OTD) kian parah, kurangnya perhatian
dari Pemerintah Pusat dan Daerah Kabupaten Sumedang, mengakibatkan jumlah
keluarga yang terindikasi rawan pangan terus bertambah hingga mencapai 5000
Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 8 titik relokasi di 3 Kecamatan, yaitu
Jatinunggal, Darmaraja dan Wado.
Hal tersebut,
dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Sumedang, Edi Askhari, bahwa setelah
dikalkulasikan seluruhnya, diperediksi jumlah yang berpotensi rawan pangan ini
ada sekitar 5.000 kepala keluarga (KK) yang tersebar di beberapa kecamatan. “Cukup
memprihatinkan saat ini ribuan KK terancam rawan pangan, dari 3 kecamatan itu
saja sudah hampir 5000 KK yang potensi rawan pangan, oleh sebab itu kita
melakukan langkah awal ini untuk meminta data yang sebenarnya dari pihak desa dan
kecamatan,” ujarnya, saat mengadakan reses di Kecamatan Darmaraja, dan dihadiri
oleh seluruh desa dan kecamatan yang barada di wilayah genangan, Kamis (16/3).
Untuk
mengatasi hal tersebut, lanjutnya, DPRD Sumedang meminta kepada Pemkab,
Provinsi dan Pemerintahan Pusat, agar bisa segera melakukan tindakan yang
bersifat menyelesaikan masalah tersebut. DPRD akan meminta Bupati untuk
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) mengenai pembentukan tim identifikasi untuk
mengidentifikasi warga korban genangan dan luar genangan yang berpotensi rawan
pangan, selain itu juga harus dibentuk tim penanggulangan rawan pangan ini. “Kedua
tim itu nantinya bisa membantu untuk mengurus warga yang berpotensi rawan pangan,”
tuturnya.
Edi juga
mengatakan, pihaknya akan mendorong pemkab untuk bisa memberikan dan menggali
potensi daerah untuk dijadikan sebagai mata pencaharian bagi warga terdampak
waduk tersebut. “Jadi, pemerintah jangan hanya memberikan bantuan jangka pendek
saja tapi jangka panjangnya yang harus dipikirkan, banyak sekali potensi yang
bisa digali dan tentunya kedepan bisa dijadikan solusi untuk mata pencaharian
mereka (OTD)," pungkasnya.
Sementara, ditempat
yang sama, Kepala Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Tardi Wahidin,
mengeluhkan kondisi masyarakat korban genangan yang ada di wilayah desanya
masih sangat memerlukan banyak perhatian pemerintah, mulai dari amburadulnya
sarana insfrastruktur dan rendahnya ekonomi masyarakat, sampai saat ini belum
ada solusi yang berikan oleh pihak terkait.
“Miris sekali
melihat kondisi sekarang, sampai ada salah satu warga yang sampai saat ini
dipekerjakan di rumah saya karena memang dirinya membutuhkan makan untuk
dirinya dan anak istrinya,” pungkasnya.
Meningkatnya
masalah rawan pangan direlokasi Jatigede, justru berbanding terbalik dengan minimnya cadangan pangan yang tidak mampu
atasi kerawanan panganan saat ini, Seperti diberitakan Korsum edisi sebelumnya,
bahwa menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang,
Yosep Suhayat, cadangan pangan tahun 2017 yang dimiliki Pemkab Sumedang tak
akan mampu mengantisipasi kerawanan pangan yang terjadi di daerah relokasi
Waduk Jatigede. Stok cadangan pangan berupa beras saat ini hanya 10, 5 ton.
Jumlah itu pun saat ini telah berkurang sebanyak 2 ton 260 kg karena telah
didistribusikan ke wilayah relokasi di Kecamatan Darmaraja.
Sisa
stok yang tersedia dipastikan tak akan mampu menutupi kebutuhan pangan bagi
ribuan warga terdampak Waduk Jatigede lainnya yang tinggal di delapan lokasi
relokasi yang tersebar di Kecamatan Darmaraja, Wado, Jatigede, dan Jatinunggal.
“Idealnya cadangan pangan itu siap 50 ton-100 ton beras, apalagi saat ini
menghadapi kerawanan pangan di wilayah relokasi. Dinas juga sebelumnya sudah
mengusulkan ke bupati termasuk DRPD Sumedang. Ya mudah-mudahan ada penambahan
di anggaran perubahan nanti," terangnya, kepada Korsum, beberapa waktu
lalu.**[Acep Shandy]
0 Komentar