Kota, Korsum
Saat ini kendala utama
penyerapan gabah dari petani adalah adanya tengkulak yang melakukan sistem ijon
pada petani. Selain itu Masih rendahnya standar harga menjadi kendala Bulog
Sumedang dalam menyerap gabah dari petani. Guna meningkatkan serapan gabah ini
diperlukan pendekatan khusus kepada para petani di Sumedang.
Menurut Staf Ahli Bidang Manajemen dan Sishaneg Kodam
III/Silliwangi Kolonel Czi Sofwan Hardi mengatakan, pendekatan khusus bisa
dilakukan dengan cara melakukan pendekatan langsung ke petani sejak masa
tanam.“Upaya meyakinkan petani untuk menjual gabahnya ke Bulog memang
diperlukan pendekatan khusus itu. Karena memang saat ini harga yang masih di
bawah standar masih jadi kendala dalam penyerapan gabah dari petani,” ujarnya
didampingi Dandim 0610/Sumedang Letkol Arm I Made Mertha Yassa saat meninjau
gudang Bulog Sumedang di Kecamatan Paseh, Sumedang Selasa (21/3).
Standar harga sesuai Inpres Nomor 5/2015 tentang standar
harga gabah dan beras ini, lanjutnya, diakui memang masih dibawah harga tengkulak.
Sehingga petani belum sepenuhnya melakukan penjualan gabah ke pihak Bulog.
Sementara harga standar sesuai Inpres Nomor 5/2015 ini
harga Gabah Kering Petani (GKP) hanya Rp3.700/kg dan harga gabah kering giling
(GKG) hanya Rp4.650/kg. Sedangkan harga beras Rp7.300/kg.“ Karena itu, perlu
ada pendampingan secara intensif terhadap petani. Tujuannya agar petani bisa
dan mau menjual gabah ke pihak Bulog. Kami pun sudah berupaya dengan melakukan
monitoring terkait proges penyerapan gabah ini ke tiap daerah,” tuturnya.
Ditempat yang sama Dandim 0610/Sumedang Letkol Arm I Made
Mertha Yassa menyebutkan progres penyerapan gabah di Sumedang mulai meningkat.
Untuk terus meningkatkan serapan gabah dari petani, saat ini Kodim Sumedang
bersama Bulog membuka mitra yang menampung pembelian gabah dari petani se
Sumedang.“ Saat ini kami fokus melakukan pembinaan kepada mitra Bulog di
Kecamatan Buahdua. Dengan dibuatnya mitra tersebut, daya serap gabah dari
petani sangat terbuka. Dan dari hasil olahan di mitra setelah menjadi beras
langsung disuplay ke Bulog Sumedang,” sebutnya.
Sementara itu kendala utama yang dihadapi di Sumedang sendiri, adanya tengkulak yang memberikan sistem ijon pada petani.“ Jadi sebelum panenpun petani sudah mendapat uang bayaran dulu dari tengkulak dengan harga di atas harga standar sesuai Inpres, kedepan akan segera ditangani dengan adanya pendampingan dari Kodim. Harapannya semua pihak bisa bekerjasama dalam tujuan utamanya yaitu swasembada pangan,” pungkasnya **[Acep Shandy]
Sementara itu kendala utama yang dihadapi di Sumedang sendiri, adanya tengkulak yang memberikan sistem ijon pada petani.“ Jadi sebelum panenpun petani sudah mendapat uang bayaran dulu dari tengkulak dengan harga di atas harga standar sesuai Inpres, kedepan akan segera ditangani dengan adanya pendampingan dari Kodim. Harapannya semua pihak bisa bekerjasama dalam tujuan utamanya yaitu swasembada pangan,” pungkasnya **[Acep Shandy]
0 Komentar