Tanjungkerta, Korsum
Disaat sekolah sedang
proses belajar mengajar, secara tiba-tiba dikagetkan dengan muncul suara terdengar dahsyat seperti ada bangunan
ambruk seperti diterjang ombak Stunami. Ternyata, tanpa hujan dan angin tiga
ruang belajar SDN Tanjungmekar di Dusun Puka Desa Tanjungmekar Kecamatan
Tanjungkerta ambruk luluh lantah seketika.
pantauan koran ini di
lokasi, Kamis (18/5), diketahui SDN Tanjungmekar merupakan SD terpencil yang
bangun di zaman Orde Baru atas Intruksi Presiden (Inpres) Suharto (Alm). Saat itu, tampak puing-puing
bekas bangunan yang ambruk itu berserakan ditanah.
Nasib naas dialami sekolah
ini membuat kepsek nalangsa karena
bangunan sekolah ambruk hancur rata dengan tanah. Meski bangunan SD ini luluh
lantah, namun kepsek ini bungah karena kejadian itu tak satupun
telan korban jiwa baik murid maupun guru walaupun saat itu proses belajar
mengajar tengah berlangsung.
“Kejadian runtuhnya tiga
ruang kelas ini, Sabtu (13/5), ketika murid sedang belajar. Namun kaget
tiba-tiba terdengar suara bruuk!. Walah, sekolahku ambruk hingga rata tanah,
tak satu pun material yang bisa diselamatkan. Kejadian itu membuat hatiku nalangsa tiada tara,” ujar Ratnasih
kepsek SD itu. di ruang kerjanya, Kamis (18/5).
Diakui, tiga kelas ruang
kelas yang ambruk itu, kondisinya sudah
sangat mengkhawatirkan sehingga harus dikosongkan tak boleh dipakai belajar
mengajar. Namun karena proses belajar mengajar harus berjalan, maka terpaksa
siswa kelas 1 dan 2 di satu-kelaskan dengan ruang belajar diskat menjadi dua
ruang kelas.
“Memang kondisi tiga
ruang kelas yang ambruk itu sebelumnya sudah rusak parah dengan posisi bangunan
reyod sudah miring. Tapi waktu ini
masih bertahan karena bangunan miring didogong
bambu. Namun tampaknya godong bambu
itu sudah lapuk juga, akhirnya ambruk seketika,” tuturnya.
Disebutkan, SDN
Tanjungmekar memiliki 28 siswa, sementara dengan kejadian tersebut, pihak
sekolah langsung laporkan ke Dinas Pendidikan Sumedang melalui UTPD Pendidikan
Tanjungkerta. Saat itu juga dinas terkait datang kelokasi kejadian, tapi hanya
sebatas melihat karena hingga saat ini bangunan SD yang ambruk itu belum ada
penanganan secara serius.
Sementara menurut keterangan
ketua komite Wawan saat ditemui terpisah mengatakan, kejadian itu terjadi
sekitar pukul 9 pagi ketika para siswa sedang belajar. Siswa dan guru selamat
karena proses belajar mengajar diruang sebelah yang masih dianggap layak.
Sementara ruang kelas yang ambruk itu sudah lama tak boleh dipakai belajar
karena dikhawatirkan ambruk.
“Kondisi
ruang belajar yang ambruk itu memang sudah lapuk dimakan usia sehingga lama dikosongkan
karena dianggap akan membayahakan. Namun kekhawatiran itu terbukti, tiga
ruangan belajar itu ambruk seketika.
Untung para siswa selamat karena belajar diruang kelas berbeda, tapi apabila jam
istirahat, dipastikan banyak siswa jadi korban tertimpa reruntuhan karena
lokasi ruang kelas yang butut itu sering
pakai bermain murid SD itu,” tuturnya.**[indang]
0 Komentar