Sumut, Korsum
Meskipun Pilkada masih jauh, namun masyarakat
saat ini sudah menggadang-gadang bila seandainya Partai Golkar berkoalisi
dengan PDIP, maka diprediksi akan meraih peringkat tertinggi atau Top Ratting dalam peraihan suara dipertarungan
Pilkada Sumedang 2018 mendatang.
Namun menurut Kades Mekarjaya Kecamatan
Sumedang Utara, Dudung Suryana, peringkat tertinggi atau Top Ratting itu tergantung niat kedua partai tersebut. Sebab,
meskipun Golkar dan PDIP itu partai besar dan bisa mengusung sendiri, tapi jika
salah mengusung figur, malah justru bakal jadi peringkat paling buncit di
Pilkada nanti.
“Golkar dan PDIP harus memperhitungkan dua
figur yang cukup kuat yakni Doni Ahmad Munir dan Zainal Alimin. Sehingga,
meskipun Golkar dan PDIP berkoalisi tapi mengusung figur dibawah populeritasnya
di kedua figur tersebut, maka dipastikan kedua partai besar itu akan keok oleh partai lain termasuk oleh jalur
indevendet,” sebut Dudung, di ruang kerjanya, Kamis (6/7).
Disebutkan, Golkar sudah memberi sinyal
kepada 4 nama sebagai figur bakal calon bupati/wakil yakni Eka Setiawan, Dr.
Toni, Sidik Jabar dan Asep Kurnia. Namun dari ke-4 figur itu hanya 2 figur yang
asli putra daerah. Sedangkan Eka Setiawan berasal dari Bandung sementara Dr.
Toni dari Sukabumi.
“Namun ke-4 figur dari Golkar itu, Asep Kurnia yang akrab
disapa Askur itu lebih nyongcolang
karena tak hanya putra daerah yang berpendidikan cukup tinggi, tapi dia juga
dikenal pribadi yang santun kepada siapapun. Askur pernah menjabat dua periode
ketua KPUD, bahkan dinyatakan oleh KPU pusat sebagai KPUD terbaik. Sungguh prestasi
yang luar biasa,” tuturnya.
Sedangkan di PDIP, figur Irwansyah yang
paling dikenal semua kalangan masyarakat yang menggadang-gadang sebagai figur
bupati. Sehingga jika Irwansyah dari PDIP dipasang dengan Asep Kurnia dari
Golkar, maka yakin akan meraih Top
Ratting diarena Pilkada Sumedang 2018 nanti.
“Golkar PDIP pasti ingin menang, maka jika
Irwansyah dikawinkan dengan Asep Kurnia, yakin pasti Top Skor mendulang suara berbagai kalangan. Namun saya sarankan ke
Asep Kurnia, jangan dulu ke nomor satu sebab jika langsung bupati perlu
pengalaman yang lebih dalam untuk menjadi pucuk pimpinan,” katanya.
Sejarah Sumedang, katanya lagi, bupati asli
putra daerah justru tidak pernah selesai dari jabatannya karena berbagai hal.
Orang Golkar bukan orang bodoh, sudah pasti orang pintar sehingga figur asli
putra daerah akan menjadi prioritas dan perhitungan secara matematik pasti
menang jika berkoalisi dengan PDIP.
Siap Bersinergis
Asep Kunia saat ditemui di kediamannya, Kamis
(6/7), mengaku digupai Partai Golkar
salah satu nama kandidat yang bakal diusung di Pilkada Sumedang 2018. Kata
Asep, menghormati atas keputusan Partai Golkar.
“Dengan penetapan saya sebagai salah satu
bakal calon Bupati/Wakil Bupati yang direkomindasikan DPD Partai Golkar
Kabupaten Sumedang, saya terlebih dahulu mempertimbangkan langkah-langkah
selanjutnya, sehingga dapat bersinergis dengan Partai Golkar,” ujarnya.
Sebelumnya, akui Asep, telah membangun
komunikasi dengan beberapa partai politik termasuk dengan tokoh masyarakat yang
bergerak dijalur perseorangan (independen). Oleh karena itu, komunikasi yang
sudah dibangun itu akan tetap saya lanjutkan.
“Saya bertekad kelak bisa bersinergis dengan
Partai Golkar untuk dapat mewujudkan kepala daerah dan wakil kepala daerah di
kabupaten Sumedang yang memiliki prisif, Anu
nyaah Kamasyarakatna. Anu katara Ayana tur Karasa Manfaatna,” tandasnya.**[yf saefudin]
0 Komentar