Ujungjaya,
Korsum
Sebagai upaya membantu program pemerintah
untuk menunjang swasembada kedelai se-kabupaten/kota di Jawa Barat, Pemerintah
Kabupaten Sumedang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melaksanakan
Pencanangan Gerakan Tanam Serempak Kedelai Anggaran Pendapatan Belanja
Negara-Perubahan (APBN-P) di Desa Ujungjaya, Jumat (6/10).
Kegiatan tersebut dibuka secara simbolis
dengan menanam kedelai oleh Bupati Sumedang, H. Eka Setiawan bersama-sama
dengan perwakilan unsur Forkopimda, Forkopimka, PLT Asisten Pembangunan H.
Amim, Camat Ujungjaya, Didin Hermawan, serta anggota Kelompok Tani
Muda Makmur Desa Ujungjaya.
Gerakan Tanam Serempak Kedelai APBN-P
secara simbolis dilaksanakan pada lahan Perhutani di petak 72 RPH Kosambian
BKPH Ujungjaya dengan luas 40 Hektar.
Dikatakan Aep Suyoto selaku ketua panitia
menyampaikan pelaksanaan Gerakan Tanam Serempak Kedelai bertujuan untuk
meningkatkan produksi kedelai dalam rangka menunjang swasembada kedelai di
Kabupaten Sumedang, meningkatkan motivasi dari berbagai pihak, serta menciptakan
sinergisitas antar stakeholder dalam pengembangan kedelai.
Disampaikan lebih lanjut oleh Aep,
peserta Gerakan Tanam Serempak Kedelai APBN-P Tahun 2017 berjumlah 125 orang
yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sumedang, Unsur
Kodim 0610, UPT pertanian dan ketahanan pangan, perum perhutani KPH Sumedang,
penyuluh pertanian lapangan serta Kelompok Tani pelaksana kegiatan kedelai Kec.
Ujungjaya.
“Mudah-mudahan, dengan kehadiran bapak
bupati bisa menumbuhkan rasa semangat bagi masyarakat Ujungjaya dalam
mewujudkan swasembada pangan kedelai untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Ujungjaya,’’ kata Aep.
Sementara itu Bupati Eka mengatakan,
sektor pertanian dan ketahanan pangan
sampai saat ini masih mempunyai peranan strategis untuk masyarakat
Kabupaten Sumedang, sehingga kebijakan
pemerintah daerah akan terus
berupaya meningkatkan kualitas usaha tani yang lebih baik.
“Besarnya peranan sektor pertanian dan
ketahanan pangan dimungkinkan karena sumedang dikaruniai sumber daya alam yang
sangat sesuai bagi pembangunan pertanian dan ketahanan pangan. Namun demikian
secara umum peranan sektor ini belum
optimal,” kata Eka.
Dikatakan Eka, Sumedang telah lama
dikenal sebagai kota tahu dan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku kedelai per
hari memerlukan 20 ton atau setahun kurang lebih sebanyak 7.300 ton.
Menurutnya, capaian produksi dalam setahun baru mencapai 1.980 ton dari luasan
areal 1.650 ha dengan rata-rata produksi 1,2 sampai dengan 1,4
ton/hektar.
“Memperhatikan antara kebutuhan dan
permintaan dengan hasil produksi yang masih rendah, maka Sumedang dapat
swasembada kedelai apabila luasan pertanaman mencapai kurang lebih 6.000 hektar setahun. Saya yakin
bahwa luasan tersebut mampu kita capai, karena masih banyak potensi ketersediaan
lahan yang belum tergali dan pengelolaan pola tanam yang belum optimal,”ungkap
Eka.
Eka menghimbau kepada pihak-pihak terkait
untuk berkerjasama dalam pengembangan kedelai di Sumedang.
“Tentunya
ini merupakan tugas besar sekaligus
pekerjaan rumah bagi dinas pertanian dan
ketahanan pangan beserta jajarannya, yang harus diimbangi dengan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari
petani, kepala desa, perum perhutani
serta pengawalan dari pihak TNI,’’ kata Eka.**[F.Arif]
0 Komentar