Kota, Korsum
Sebagai implementasi dari
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang menjalankan program
Puskesmas Welas Asih. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan puskesmas kepada masyarakat.
Sekretaris Dinas Kesehatan,
dr. Anna Hernawati Sabana menyebutkan, peran puskesmas sekarang ini cukup
strategis sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam pelayanan
BPJS Kesehatan. Dan puskesmas pun harus mampu bersaing dengan klinik kesehatan
swasta yang kualitas pelayanan medis serta tempatnya relatif lebih baik dan
representatif.
Sebab, kata Anna, tak dapat
dipungkiri keberadaan puskesmas di mata masyarakat saat ini masih kurang baik.
Seperti tempatnya kotor dan kumuh, pelayanan medisnya seadanya, tenaga medisnya
kurang profesional, alat medisnya tidak lengkap, obatnya murah, dan para
petugasnya kurang ramah.
“Terkesan, puskesmas itu
khusus tempat berobat warga kurang mampu saja. Padahal, ketika puskesmas menjadi
FKTP bagi peserta BPJS Kesehatan, semua masyarakat dari mulai warga kurang
mampu hingga masyarakat yang mampu, wajib mengakses pengobatan dan perawatan di
puskesmas,” katanya, Sabtu (30/9) di kantornya.
Karena itu, lanjut Anna, dalam
program Puskesmas Welas Asih ini, Dinkes mulai membenahi puskesmas supaya
pelayanan kesehatannya berkualitas, mulai dari penanganan medis, membenahi
bangunannya, sampai pelayanan petugas kepada para pasiennya.
“Program Puskesmas Welas Asih
ini, secara bertahap sudah mulai dilakukan sejak Januari 2017 lalu," imbuh.
Kasubbag Program Dinkes, Ekki
Riswandiyah menambahkan, saat ini Dinkes tengah mensosialisasikan Puskesmas
Welas Asih ke seluruh puskesmas yang ada di Sumedang serta terus melakukan
akreditasi terhadap puskesmas.
"Sosialisasi ini sudah
dilaksanakan kepada semua puskesmas. Dari puskesmas biasa-biasa saja jadi
berkembang dari segi tata graha, tidak monoton bercat putih lagi. Tapi di
puskesmas sekarang ada tempat bermain anak, trauma healing dan juga pelayanan
terhadap pasen disabilitas," terang Ekki.
Menururtnya, kenapa harus ada
pelayanan trauma healing, karena di masyarakat banyak kasus yang harus
ditanggulangi oleh psikolog, meski tim psikolog baru ada di tingkat kabupaten. Adapun
puskesmas yang sudah terakreditasi tingkat dasar baru ada sembilan dan tingkat
madya baru empat (Kotakaler, Situraja, Sukamantri dan Tanjungsari)
Program Puskesmas Welas Asih,
kata Ekki, dimulai dengan melakukan rehab bangunan atau tata graha di seluruh puskesmas.
Hampir semua puskesmas sekarang ini sedang melakukan kegiata Tata Graha,
diantaranya Puskesmas Tanjungsari, Surian, Cisarua, Rancakalong, Kota Kaler,
Sukamantri, Sawahdadap, Cisempur dan
Hariang.
“Selain memugar tampak depan
dan menata ruangan, juga menyediakan tempat parkir kendaraan. Bahkan di setiap
pojok bangunan dibuat taman dan di dalam ruangan disediakan tempat bermain
anak,” ujarnya.
"Nantinya, dokter bisa
memeriksa kesehatan anak-anak balita di tempat bermain anak sehingga anak-anak
tidak merasa takut. Kami juga akan menyediakan fasilitas kursi roda bagi pasien
yang cacat, termasuk menyediakan tempat untuk pasien manula," imbuh Ekki.
Tak hanya bangunan, lanjutnya,
Dinkes pun kini sedang mengubah perilaku para petugas puskesmasnya. “Kita akan
membuang perilaku 3J (jamedud, judes, jutek) dengan menanamkan perilaku 3S
(senyum, sapa, salam) kepada semua pasien. Melayani para pasien harus dengan
hati," pungkas Ekki.**[Hendra]
0 Komentar