Surian,
Korsum
Belum sempat diperbaiki paska
longsor yang lalu. Lagi-lagi terjadi longsor hingga semakin memperburuk kondisi
jalan kabupaten menuju Kecamatan Surian, terutama yang paling parah jalan
antara Desa Pamekarsari hingga kantor Kecamatan Surian.
Warga setempat makin
mengeluh dengan buruknya kondisi jalan yang menjadi akses penunjang aktivitas
sehari-hari. Putusnya akses jalan ke Kecamatan Surian, putus pula akses ke
Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu.
Keluhan itu dilontarkan
tokoh masyarakat Dede Manik Maya. Kata dia, kondisi jalan buruk itu sudah lama
dibiarkan longsor hingga terpaksa warga melakukan perbaikan membuat jalan baru
dengan harapan dapat dilalui kendaraan roda dua, itu pun jika tidak turun hujan.
Sebab jika hujan maka jalan licin kendaraan mudah tergelincir.
“Meski media sering
memberitakan buruknya jalan ini, namun hingga saat ini belum ada realisasinya.
Sementara warga pengguna jalan tidak tahu soal status jalan, mereka tetap
menyalahkan pemerintah desa desa dan kecamatan
yang dianggap tidak ada perhatian kepada jalan ini,” ujarnya.
Jalan ini lanjutnya,
sarana penggerak ekonomi terutama para dagang dan petani, namun jalan ini juga
akses pendidikan. Warga dari Sumedang harus keliling melalui beberapa desa
wilayah Kecamatan Buahdua jika hendak
Kecamatan Surian atau ke kantor UPT Pendidikan Surian.
Dibenarkan Kepsek SDN
Wanasari I Surian Dedeh. Dia mengeluh menjalani tugasnya sebagai Kepsek di Surian.
“Apabila saya mau mengajar ke SDN Wanasari I dirasakan berat diperjalanan. Sebab jalan antara
Leunjang Kuning Desa Hariang keadaannya butut
sehingga sering terhambat,” katanya.
Tak Tutup
Mata
Diberitakan koran ini sebelumnya,
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan Rehabilitasi dan Re-kontruksi
(RR) jalan akses Kecamatan Surian. Sejauh
ini PUPR tak tutup mata, bahkan akui sudah beberapa kali lakukan survai
terhadap amblasnya badan jalan hingga putus akses menuju Surian.
“Wilayah Kecamatan
Surian sebagian besar lahan milik Perum Perhutan. Namun sebagian besar juga
tanah diwilayah itu kondisinya sangat labil bahkan ada tiga titik dinyatakan
daerah rawan longsor terutama daerah Cigobang. Diperparah dengan ketinggian
tebing sangat curam antara 20 hingga 30 meter ke bawah,” kata Kepala Dinas PUPR
Sujatmoko, di ruang kerjanya waktu itu, Kamis (11/1).
Meskipun sudah beberapa
dibuat jalan alternatif, tapi tetap anjlok. Solusinya harus mencari trase yang tanahnya stabil.
Prihatin akses ke Surian terputus hingga masyarakat terpaksa harus keliling
mutar ke wilayah Palasah Buahdua jika akan ke Sumedang kota dan sebaliknya.
Tahun ini masih kata
Sujatmoko, di APBD ada angka sekitar Rp 1 miliar untuk Rehabitasi dan Rekontruksi jalan akses
Surian. Mungkin dalam dekat akan membuka
jalan baru menuju Surian dan PUPR akan
segera proses tender karena diharapkan tahun ini jalan itu sudah dapat dipergunakan.
“Perbaikan jalan ke Surian maunya secepatnya
dilaksanakan karena prihatin kepada warga Surian. Namun ada aturan yang harus
ditempuh sehingga tak mau perbaikan jalan itu sukses, namun diakhir harus
berhadapan dengan aparat hukum karena dianggap melanggar aturan,” ujarnya.**[indang]
Seperti dilansir koran
ini diedisi sebelumnya, menyebutkan, menurut dugaan warga bahwa amblasnya badan
jalan akses menuju kecamatan Surian tepatnya di Blok Haurpapak Desa Surian
akibat kondisi tanah labil. Hal itu berakibat putusnya jalan itu secara total
hingga warga Surian merasa terisolasi.
Warga lakukan antisifasi
dengan membuat jalan alternatif dengan ambil lahan sebelah kanan jalan jalan.
Namun jalan alternatif pun tak bertahan lama, jalan itu kembali amblas dan
longsor sehingga menyulitkan kembali warga itu.
Menurut Ade Rukman
Sekcam Surian waktu itu, Selasa (12/11), mengungkapkan, badan jalan sudah
posisi retak-retak bahkan ditebing pinggir jalan itu longsor. Kondisi retak
jalan itu sudah berlangsung cukup lama hingga akhirnya amblas dan longsor.
Akibatnya, jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan.
Saat itu, kata dia,
Pemda sudah antisipasi dengan membuat jalan baru yang dilaksanakan pihak
rekanan. Namun sampai saat ini pekerjaan itu pernah tunas bahkan tampaknya tak
ada progres hingga dibiarkan terbengkalai.**[yf
saefudin]
0 comments:
Post a Comment