Tomo, Koran
Sumedang
Masyarakat Dusun Nagrak
Desa Marongge Kecamatan Tomo patut waspada memasuki musim hujan. Pasalnya,
wilayah tersebut rawan terkena banjir musiman.
"Meski sekarang ini
masih kering, tapi masyarakat harus tetap waspada terkena banjir musiman,"
ujar Kepala Desa Marongge, Toto, saat berbincang dengan Koran Sumedang, belum
lama ini.
Biasanya, kata dia, saat
musim hujan puluhan hektar areal pertanian di wilayah Dusun Nagrak diterjang
banjir. Selain merendam areal pertanian milik petani, banjir juga menyebabkan
akses jalan tergenang sampai memutus akses di sentra-sentra komoditas
pertanian. Akibatnya, pedagang yang melakukan pengiriman hasil pertanian
seperti sayur-sayuran mengalami kerugian.
"Hasil tani terancam
gagal panen. Petani akan merugi karena tidak bisa panen akibat banjir
ini," jelasnya. Toto menuturkan, sejumlah petani sebelumnya pernah
mengalami kerugian serupa akibat banjir yang terjadi dan berlangsung selama
beberapa hari.
"Kondisi ini
membuat hasil tani tidak bisa bertahan lama, karena hasil tani jadi rusak dan
busuk, sehingga tidak laku dijual," sebutnya.
Disebutkan Toto, hasil
pertanian yang dikirim ke beberapa daerah jumlahnya cukup besar. Dalam sehari,
produk sayuran dari Desa Marongge yang dikirim ke Bandung dan Majalengka ini
memcapai ton-an/hari.
"Adapun hasil
pertanian dari Desa Marongge ini di antaranya cabai, kubis, labu, tomat,
kentang, wotel dan jenis sayuran lainnya," paparnya.
Banjir disebabkan karena
adanya penyempitan selokan dari hutan yang menuju Dusun Nagrak. Sehingga, air
meluap ke lahan pertanian dan sebagian rumah warga.
"Setiap musim hujan
kejadian seperti ini pasti ada. Karena adanya penyempitan aliran air/selokan
yang menuju ke pemukiman. Jadi warga diharapkan waspada menjelang musim
hujan," pungkasnya. **[F. Arif]
0 Komentar