Stroke Berat, Kades Paksakan Ngantor
Ditemui di kantornya, Senin (5/8) kades hanya duduk tak bergerak dikursi. Dengan bahasa isarat, melalui Kasi Pemerintahan Unep menyebut, sejak terpilih kades, ada penyakit penyumbatan darah di otak hingga Stroke berat.
"pengobatan terus menerus, namun penyakit tak kunjung sembuh. Tapi kades memaksakan ngantor karena masih bisa neken. Ada harapan sembuh sehingga tetap mempertahankan jabatan kadesnya, "tutur Unep.
Ditempat terpisah, Kabid Pemdes BPMPD Nuryadin mengatakan, meskipun kondisi kades Stroke berat, namun sejauh ini tidak ada laporan dari BPD sehingga dipastikan pemerintahan desa berjalan normal.
"Meskipun fisik kadesnya begitu tapi kondisi desa kondusif. Terkecuali kades itu mengundurkan diri, maka BPMPD akan ambil langkah. Namun sejauh ini, tidak menerima keluhan atau hambatan pelayanan di desa itu, "tandas dia, Rabu(7/8).
Camat Pamulihan Heri Tri Santosa mengaku, sudah mengetahui kondisi fisik kades seperti itu, tapi masih bisa menjalankan Tupoksinya sehingga tidak ada kendala di desa itu.
"Sejauh ini belum ada laporan dari BPD-nya terkait kinerja kades dengan kondisi fisik sakit parah. Mungkin tidak mengganggu pelayanan sehingga saat ini kondisi di desa berjalan normal, "kata camat, Rabu(7/8).
Lain halnya menurut warga Mekarbakti yang minta tidak disebut namanya menyebut, kondisi fisik kades yang sudah tak normal akibat Stroke berat, dinilai mengganggu kinerjanya. Apalagi kondisi seperti itu sudah hampir setahun.
"Dalam aturan, BPD harus memanggil kades untuk musyawarah soal topuksi. Sebab, pemimpin (kades) itu identik dengan wewenang, kebijakan dan inovatif dalam menjalankan Tupoksinya, "sebut dia. **
0 Komentar